Geesiga : Selamat Dari Pak Yoko



Suasana sejuk dan damai, ini yang bikin gue betah sekolah disini meskipun tiap hari gue harus menerima setumpuk tugas. Walaupun katanya Kurikulum 2013 ngga ada tugas tapi nyatanya tugas masih aja nangkring ditiap pelajaran. Oh ya kan sekarang waktu gue piket kelas jadi gue harus berangkat pagi-pagi. Ini peraturan dari pak ketua kelas, Yogi.
"Ciye rajin amat mbak pagi-pagi udah bersihin kelas" celetuk laki-laki yang asik bersandar di samping pintu. Wajahnya meledek dan itu yang bikin gue selalu kesel sama dia.
Penghapus papan melayang dengan indahnya di udara, berkelok-kelok dan menebarkan kapur bekas pembersih papan kemudian mendarat di wajah tampan yanggg menurut gue ngga tampan. PUKK! Sungguh atraksi yang memukau!
"Haha rasain lo! Emang enak? Makanya jangan banyak komen udah tau 3 hari ini gue lagi sensi" Tiara begitu puas setiap kali melakukan ini pada pria yang setiap hari bikin dia kesel. Dia sadar benci dan cinta jaraknya emang tipis kayak kulit ari tapi bukan tiara namanya kalau peduli gituan. Maklum sudah jomblo menahun sepertinya dia sudah lupa bagaimana menyukai lawan jenis?
Pelajaran sejarah. Ini pelajaran yang paling bikin gue ngantuk gimana nggak? gue harus dengerin seluruh ocehan Pak Yoko 2 jam penuh. Menurut gue orang ini nggak menerapkan Kurikulum 2013 deh. Kan di Kurikulum 2013 ini murid lebih aktif daripada guru. Eh yaudahlah ngapain juga gue ngurusin yang penting gue bisa nambah waktu tidur gue di hari Kamis ini. yeey
Berkali-kali Elsa menggoyang-goyangkan tubuh Tiara. Bahkan mencubitnya tapi dia tidak bangun juga. Ini orang mati apa tidur? "Ra bangun Pak Yoko mau nyamperin Lo!" Bisik Elsa tepat di telinga kiri Tiara. "Gila lo kebo banget sih! bangun woy bangun" Elsa sedikit melengkingkan suaranya pada kata terakhir tapi Tiara belum juga bangun. Sampai akhirnya...
BRAK!
Tiara terlonjak dan tanpa sadar "Eh gila lo". Upss kau berada dalam masalah besar Tiara.
"APA KAMU BILANG NONA MUTIARA? KAMU TIDAK MENGHARGAI SAYA?" Matanya tajam menyorot wajah gadis 17 tahun ini yang kelakuannya seperti anak kecil.
"Emang minta dihargain berapa Pak"
"JANGAN DIJAWAB INI BUKAN PERTANYAAN"
"Nih orang maunya apasih?" Suara Tiara lirih hampir tak terdengar. Maksudnya tak terdengar di ruang kelas tapi di depan Pak Yoko. Oh Tiara kau begitu tolol.
"LOH LOH KENAPA KAMU BILANG BEGITU? KAMU NGGAK SUKA SAYA?"
......... kelas begitu hening. Semua mata tertuju pada Tiara dan Pak Yoko. Pandangan mereka jelas mencerminkan rasa takut dan menahan napas yang dalam seolah mengatakan "Sudah pak sudah"
"JAWAB!INI PERTANYAAN!"
Akhirnya suara bel istirahat menyelamatkan gue dari Pak Yoko yang ganas ini. Tapi bukan sampai disitu, 10 menit lagi gue harus menghadap Pak Yoko di ruang guru. Ya lo pada tau kan apa yang akan dilakukan guru waktu sidang dengan para muridnya? yes hukuman, gue yakin bakal kena hukuman.
"Saya heran sama kamu, kamu kalau tidur jam berapa?" tanyanya sambil menempatkan badannya disinggasananya kemudian duduk dengan sikap sempurna. "Kenapa disetiap pelajaran saya selalu tidur?"sambungnya.
"Saya bosan Pak"
"Maksud kamu?" Wajahnya menyelidik
"Kalau saya boleh jujur saya kurang suka dengan cara pembelajaran Bapak, bisa dibilang kurang asik gitu deh Pak. Daripada saya memperhatikan tapi saya sama sekali tidak mengerti ya saya tidur saja Pak. Kan saya  tidak mengganggu Bapak menerangkan?"
"Oh Okeoke.. saya akan coba merubah gaya pembelajaran saya. Nah sekarang kamu tutup pintu dari luar"
"Hah?" Gue cuma bisa melongo setiap kali denger Pak Yoko berbicara. Orang ini memang penuh teka-teki.
"Keluar"
Hufftt. Tumben nih orang nggak ngasih hukuman apa sudah bosen ya ngehukum gue? Gara-gara sering ngehukum gue toilet sekolah jadi bersih kan pak. Mungkin hari ini Pak Yoko lagi dapat uang makanya berbaik hati sama gue si cewek imut hoho.
Gue nggak bisa bayangin kalau seluruh guru di Geesiga kayak Pak Yoko. Mungkin setiap ngomong ada teka-teki dan itu buat kita mikir. Wow! kita murid Geesiga pasti bakal jadi pemikir teka-teki yang handal. Eh nggadeeng haha justru itu beban buat gue dan sekumpulan anak-anak yang ogah mikir.

Ilustrasi : Pak Yoko, guru sejarah SMA Geesiga 2

0 comments:

Post a Comment