Oleh Kelompok 1 :
1.
Rujuk Rohmatul
Putri (06)
2.
Kharismatul
Qirom (11)
3.
Alif Intan
Anggraini (17)
4.
Dahlia Sylviana
Putri (30)
5.
Daniel Agung S (39)
TAHUN AJARAN 2014 – 2015
SMA MUHAMMADIYAH 3 TULANGAN - SIDOARJO
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Semua benda di bumi mempunyai berat.
Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut
pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang bekerja
menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu
pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain
titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut
ini menunjukkan bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar.
a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis),
untuk benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap
diwakili oleh panjangnya (satu dimensi).
b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan
(dua dimensi), Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan
(dua dimensi).
c. Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga,
letak titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga.
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang
bentuknya teratur terletak pada sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat,
titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran terletak dipusat
lingkaran.
Telah dikatakan sebelumnya bahwa suatu benda tegar
dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda tegar
akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat
mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada
dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar
mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat
akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini
menggambarkan lintasan gerak translasinya.
1.2 Rumus
a. 1.2.1 Titik berat benda homogen satu
dimensi (garis)
Untuk
benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap diwakili
oleh panjangnya (satu dimensi) dan titik beratnya dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
I1 = panjang garis 1, I2 = panjang garis 2 |
1.2.2 Titik berat benda-benda homogen berbentuk
luasan (dua dimensi)
Jika
tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan
titik berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
A1 = Luas Bidang 1 A2 = Luas bidang 2 x1 = absis titik berat benda 1 x2 = absis titik berat benda 2 y1 = ordinat titik berat benda 1 y2 = ordinat titik berat benda 2 |
Titik berat benda homogen berbentuk
luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu simetrinya. Untuk bidang segi
empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran terletak
dipusat lingkaran. Titik berat bidang homegen di perlihatkan pada tabel
berikut:
1.2.3 Titik berat benda-benda homogen
berdimensi tiga
Letak
titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat
ditentukan dengan persamaan:
V1=Volume Benda 1 V2= Volume Benda 2 x1 = absis titik berat benda 1 x2 = absis titik berat benda 2 y1 = ordinat titik berat benda 1 y2 = ordinat titik berat benda 2 |
BAB 2 ISI
2.1 Tujuan
Praktikum
Menentukan
titik berat homogen secara praktik dan secara perhitungan
2.2 Alat dan Bahan
Selembar
kertas karton tebal
Mistar
Seutas
benang
Beban
untuk meluruskan benang
Steroform
Paku
Dan
kertas milimeter
2.3 Rangkaian Percobaan
Langkah kerja :
1. Gunting selembar karton tebal
sehingga berbentuk F dengan ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar
2. Tentukan letak titik berat karton
secara praktik dengan menggunakan benang berbeban. Tandai titik berat tersebut
dan dengan pusat koordinat di O gunakan mistar untuk menemukan koordinat titik
berat karton huruf F
3. Sekarang anda akan menentuka letak
titik berat secara perhitungan teori. Bagilah huruf F atas 3 bagian kemudia
dengan O sebagai titik pusat koordinat, hitung koordinat titik berat karton
dengan menggunakan persamaan titik berat.
BAB 3 PEMBAHASAN
Menentukan titik berat secara
perhitungan :
Benda 1
A1 : p x l = 8 x 4 = 32cm
Xo : 8 cm
Yo : 18 cm
Benda 2
A2 : S x S = 4 x 4 = 16
Xo : 6 cm
Yo : 10 cm
Benda 3
A3 : p x l = 20 x 4 = 80 cm
Xo : 2 cm
Yo : 10 cm
Menentukan titik berat secara praktek :
Zo ( Xo, Yo ) = Zo ( 4, 12 )
BAB 4 PENUTUP
Kesimpulan :
Ø Benda luasan apapun baik yang beraturan maupun tidak beraturan,
memiliki titik berat atau pusat massa. Setiap benda luasan tersebut tidak akan
atau tidak mungkin akan memiliki titik berat yang sama satu sama lain.
Ø Dari praktikum yang kami lakukan menunjukkan bahwa lebih mudah
menentukan titik berat secara praktek
Makasih loh kak dahlia :) sangat bermanfaat
ReplyDeleteCiye sudah kelas 11 sudah mulai belajar titik berat ya dek :)
DeleteIya kak hahahaha
DeleteMakasih ya
ReplyDelete