22 Juli 2014. Hari yang seharusnya membuat kami senang karena Indonesia akan memiliki Presiden baru untuk 5 tahun kedepan. Masyarakat Indonesia seharusnya bersorak-sorai tapi kenapa jadi begini? Indonesia seperti pecah! Ada kubu yang pro dan kontra lalu apa yang sebenarnya kalian mau? oh ya kalian ingin presiden yang kalian pilih jadi tapi semua tidak sesuai kehendak. Lantas hal itu yang membuat kalian saling hina sana sini? saling mencaci maki? Sudah cukup pilpres banyak yang golput..
Mungkin kalian kecewa..ragu..bingung. Yah saya juga merasakan. Tapi kita belum tau kinerja beliau kedepan kan? Kita lihat saja. Toh ini negara demokrasi semua orang berhak menyatakan pendapat. Saya yakin ini adalah takdir Tuhan. Tuhan pasti memiliki rencana yang baik yang belum kita ketahui. Siapa tau? wallahu'alam.
Beberapa jam yang lalu saya melihat status para guru yang mengkritik presiden yang terpilih. Kritik membangun sih boleh? kalau menghina gimana?.. Kami adalah murid yang selalu mencontoh perilaku guru bagaimana kami bisa mencontoh kalau guru kami seperti itu. Kami selalu dituntut untuk manut/patuh. Guru adalah orang yang kami percaya selain Orang tua. Bahkan Guru adalah orang tua kedua kami yang tentunya berpendidikan. Kami bisa apa jika tanpa kalian? Bu/Pak saya ingin NKRI ini bersatu bukan bercerai berai seperti ini karena pilpres.. Bu/Pak pasti tau bagaimana caranya menerima hasil musyawarah dengan ikhlas dan lapang dada.. Saya tahu pasti berat.. pasti nanti ada hal yang Bu/Pak lakukan setengah2.. entah itu program pemerintah atau apa. Tapi dalam diri saya, saya berharap Bu/Pak guru bisa netral dan tidak memprovokasikan ini semua
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment