Gue ga jones. Gue
ga jones. Memang 2 tahun nggak pacaran itu harus dibilang jones? Kan gue Cuma
gamau berhubungan lagi sama cowo. Ya artinya gue lebih milih sendiri, kan enak
free, freehatin. Eh nggadeng.
“Ciye si jones lagi
melamun”
“DANIEEELLLL! Lo
bisa ngga sih sehari ga gangguin hidup gue?” Ininih hal paling gue benci.
Ketemu kecoa yang kerjaannya ngotorin hidup gue.
Dari tadi gue emang
melamun sih, gue kadang mikir apa ga ada gitu ya yang suka sama gue? Ish apalah
ini pikiran kotor yang coba menggodamu Tiara, sadarlah. 2 tahun ini memang gue
anti banget deh sama namanya percintaan. Tapi beberapa ini rasanya jadi pengen
banget pacaran. Gara-gara sih daniel sih suka bully gue. Gue laporin ke komnas
HAM baru tau rasa deh.
***
Gadis berumur
sekitar 15 tahun itu sedang asik membaca buku disudut perpustakaan.
Jari-jemarinya membalik setiap lembar yang ia baca. Sesekali matanya melirik
jam yang melingkar ditangannya. Sayu-sayu langkah kaki terdengar di ruang
perpustakaan yang sepi itu. Derap langkahnya kian mengeras bersahutan dengan
bunyi jam.
Wajah lelaki itu
membungkuk kemudian menempatkan tubuhnya di samping gadis tersebut. Rautnya wajahnya
terlihat gundah namun ia memberanikan diri untuk membuka pertanyaan.
“Kamu masih marah
sama aku soal kemarin?”
“Menurut kamu?”
Gadis dengan kuncir kuda ini tetap fokus dengan bukunya. Ada raut sedih
diwajahnya.
“Aku bisa jelasin”
Tak dapat dipungkiri
wajahnya mulai merah padam kemudian ia memberanikan diri untuk berkata walaupun
nafasnya terengah.
“Kamu mau jelasin
apa lagi? Kamu fikir aku bodoh dan mau percaya kalau kamu nggak selingkuh?”
Nafasnya tertahan sejenak kemudian melanjutkan dengan nada yang parau. “Aku
sudah dua kali melihat kamu mencium gadis itu? Apa itu yang dilakukan antar
sesama teman?” Kini tangisnya pecah.
“Maaf Ra..” Ruangan
kelas yang hening kini menjadi semakin melow. Ada beberapa pasang mata yang
memperhatikan mereka.
Lelaki itu mendekap
gadis yang dipanggil “Ra”. Dan ia membalasnya walaupun ia sadar ia begitu benci
dengan lelaki ini.
Sebuah pesan
singkat muncul di layar hp Tiara
Nanti malem aku jemput jam 7 ya? Aku mau ngajak kamu
ke suatu tempat sekalian mau ngmg sesuatu
Perasaan Tiara
seketika berubah. Dia yang tadi siang dilanda kesedihan dan kekecewaan yang
luar biasa kini nampak sedikit bahagia. Pipinya merona. Pikirannya mulai
berkelana jauh. Aku yakin Ghaly tidak akan meninggalkanku hanya demi dia. Iya aku
yakin. Lagian apa bagusnya dia sih? Gumamnya mantap.
Radeo Restaurant,
jam 8 malam
“Emang mau ngomong
apaansih? Kok kayaknya penting banget gini?” Tiara berusaha membuka percakapan.
Kali ini ia tampak sangat anggun dengan dress merah polkadot di atas lutut. Menandakan
kalau dia masih anak SMP. Tapi lucu dan imut. Mungkin ini yang membuat Ghaly
betah memandangi Tiara 1,5 tahun terakhir ini.
“Aku...akuu..hmm..”
“Iya kamu..?
Ghaly menarik nafas
dalam-dalam. Malaikat jahat menyuruhnya itu tidak mengatakan ini sedang malakit
baiknya menyuruh Ghaly cepat-cepat mengatakannya. Keduanya saling beradu
argumen. Ghaly semakin bingung, hatinya bimbang. Karena dia tahu, dia akan
membuat Tiara menangis sejadi-jadinya”
“Hey jangan melamun?”
“Sebenernya aku
emang selingkuh sama sheila” Tiara melongo, ia merengganggkan tangannya dari
Ghaly tapi Ghaly berhasil meremas tangannya lebih dalam.”Dan aku rasa lebih
baik kita sudahin hubungan ini. Aku nggak mau kamu tersakiti lebih lama.” Ghaly
melepaskan genggamannya.
Setetes air keluar
dari pelipis mata Tiara. Wajahnya menunduk. Nyeri dan Ngilu. Dengan wajah sok
tegar setengah pucat ia berusaha menatap Ghaly yang saat ini sedang
memperhatikannya.
“Kalau boleh aku
bertanya sudah berapa lama kamu menjalin hubungan dengan dia?” Kini suaranya
sangat parau
“5 bulan” Jawab
Ghaly singkat
“Jadi hanya 13
bulan kau menjadi milikku seutuhnya” Tiara menundukkan kepalanya kembali. Kini
tak ada yang bisa menahan air matanya untuk tumpah.
Sejak saat itu
Tiara tidak pernah berkomunikasi dengan Ghaly. Baginya Ghaly hanya masalalu,
lelaki yang pernah membuat warna dihidupnya termasuk warna hitam pekat yang
masih membekas hingga kini. Apalagi sejak lulus SMP, mereka tidak pernah
bertemu. Bahkan Tiara hampir lupa siapa itu Ghaly?
***
“Kalau melamun
biasa aja jangan sambil melongo ntar dimasukin lalat loh haha” Ledek Daniel
yang masih berada di depannya.
“Ish kau nih, cakap
kau macam orang betul saja!” Jawab Tiara dengan logat batak namun terlihat
sangat tidak cocok. Jadi geli mendengarnya.
“Haha abis kena apa
Lo ngomong kayak gitu? Kena santet?”
“Ih mulut Lo gabisa
dijaga gue timpuk pake buku baru tau rasa loh” Suara Tiara sangat keras hingga
seisi perpus memusatkan padangan padanya. Tanpa ia sadari laki-laki parubaya
dengan kumis tebal menerkam bukunya yang akan dilempar ke Daniel dari belakang.
“Ehem” Ini suara
dentuman keras yang tidak asing terdengar di perpustakaan Geesiga 2. Coba tebak
siapa dia?